DIET IBU HAMIL HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Defenisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah
yang berlebihan selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa
dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan kelaparan. Penyebab yang
pasti tidak di ketahui. Factor psikis dapat memicu atau memperburuk muntah.
Berat badan penderita menjadi turun dan terjadi dehidrasi. Dehidrasi dapat
menyebabkan perubahan kadar elektrolit dalam darah sehingga darah menjadi
terlalu asam. Bila muntah terus terjadi, hal ini dapat menebabkan terjadinya
kerusakan hati. Komplikasi lainnya adalah pendarahan pada retina yang
disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah karena ketika penderita muntah.
Penderita arus dirawat untuk mendapatkan cairan, glukosa, elektrolit serta
vitamin melalui infuse. Penderita disarankan untuk berpuasa selama 24 jam. Bila
perlu, dapat diberikan obat anti mual dan obat penenang. Bila dehidrasi telah
berhasil diatasi, penderita boleh mulai untuk makan makana dengan tekstur lunak
serta dalam porsi kecil. Biasanya muntah berhenti dalam beberapa hari. Tetapi
bila gejala ini kambh, maka pengobatan harus diulang kembali.
Tujuan dari penatalaksanaan pada hyperemesis
gravidarum ini diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Menurunkan rasa mual dan muntah
b.
Mengganti kehilangan cairan dan
elektrolit
c.
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
mengatasi kehilangan BB ibu hamil.
Untuk meringankan gejala – gejala dari
hyperemesis gravidaru adalah dengan cara makan dalam porsi sedikit tapi sering,
karena mengkonsumsi makanan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat
perut bertambah mual. Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein dapat
membantu mengatasi rasa mual tersebut. Minum yang cukup untuk menghindari
dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun jus, sedangkan minuman
yang mengandung kafein dan karbonat sebaiknya di hindari.
Ketika pagi hari sewaktu bangun tidur
sebaiknya tidak langsung terburu – buru terbangun, tetapi duduk dahulu dan
mengkonsumsi snack dan biscuit seperti krakers, setelah makan baru perlahan
berdiri bangun.
Vitamin terkadang dapat memperburuk rasa mual,
tetapi ibu hamil tetap memerlukan folat untuk kehamilannya. Bila mual muntah
sangat hebat, maka segera konsultasikan dengan dokter yang dapat memberikan
saran terbaik untuk vitamin sebaiknya akan di konsumsi. Dan dokter juga mungkin
akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan. Vitamin B6 efektif
untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil,tetapi sebaiknya konsultasikan
terlebih dahulu dengan dokter untuk pemakaiannya.
Adapun beberapa factor penyebab hiperemesis
gravidarum :
a)
Menurunnya sekresi asam lambung
b)
Menurunnya aktifitas enzim
pencernaan
c)
Menurunnya motilitas
gastrointestinal
d)
Terjadinya iritasi lambung
e)
Asidosis
f)
Infeksi bakteri / virus
g)
Meningkatnya tekanan intracranial
h)
Terjadinya gangguan hati,
pancreas dan kandung empedu
i)
Obstruksi polorik / usus
j)
Obat
B. Diet Hiperemesis
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada pada awal
kehamilan ( sampai trimester II) yang ditandai dengan adanya rasa mual dan
muntah yang berlebihan dalam waktu relative lama. Bila keadaan ini tidak diatasi
dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet
hiperemesis adalah penekanan pada pemberian karbohidrat kompleks terutama pada
pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goring – gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan
minum.
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk
mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis
gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah :
a. Karbohidrat
tinggi, yaitu 75 – 80 % dari kebutuhan energy total.
b. Lemak
rendah, yaitu < 10 % dari kebutuhan energy total.
c. Protein
sedang, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total.
Makanan diberikan dalam bentuk kering, mudah
dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi
yang kecil. Bila makan pagi dan siang sulit di terima, maka pemberian
dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam. Makanan diberikan secara
berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan da
kebutuhan gizi pasien. Sedangkan pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7 – 10 gelas per hari.
C.
Macam
– Macam Diet Diet Hiperemesis
a.
Diet
hiperemesis I
Diet hiperemesis I
diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya
terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan
buah – buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang,
maka tidak diberikan dalam waktu lama. Nilai gizi diet : 1059 kal, 15 gr
protein, 2 gr lemak, 259 gr kh, 0,1 gr kalsium, 1788 SI vit. A dan 283 mg
vitamin C.
b.
Diet
hiperemesis II
Diet ini diberikan bila
rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan
dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energy. Nilai
gizi sehari diet : 1.672 kal, 57 gr protein, 33 gr lemak, 293 gr kh, 0,3 gr Ca,
7.266 SI vitamin A dan 199 mg vitamin C.
c.
Diet
hiperemesis III
Diet hiperemesis III
diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada
diet ini mencukupi kebuthan energy dan semua zat gizi. Nilai gizi sehari diet :
2269 kal, 73 gr protein, 59 gr lemak, 368 gr kh, 0,4 gr kalsium, 7491 SI vit A
dan 199 mg vit C.
Makanan yang dianjurkan
untuk diet hiperemesis I, II, III adalah :
1) Roti
panggang, biscuit, crackers
2) Buah
segar dan sari buah
3) Minuman
botol ringan ( coca cola, fanta dll ), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi
encer.
Makanan
yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah :
1) Gorengan
dan makanan berlemak
2) Makanan
berbumbu dan berbau merangsang
Pembagian
bahan makanan sehari diet hiperemesis I
Waktu
|
Bahan
Makanan
|
Jumlah
|
Pukul
08.00
|
Roti
panggang
|
2
iris
|
Jam
|
1
sdm
|
|
Pukul
10.00
|
Air
jeruk
|
1
gls
|
Gula
pasir
|
1
sdm
|
|
Pukul
12.00
|
Roti
panggang
|
2
iris
|
Jam
|
1
sdm
|
|
Pepaya
|
2
ptg sdg
|
|
Gula
pasir
|
1
sdm
|
|
Pukul
14.00
|
Air
jeruk
|
1
gls
|
Gula
pasir
|
1
sdm
|
|
Pukul
16.00
|
Pepaya
|
1
ptg sdg
|
Pukul
18.00
|
Roti
panggang
|
2
iris
|
Jam
|
1
sdm
|
|
Pisang
|
1
bh sdg
|
|
Gula
pasir
|
1
sdm
|
|
Pukul
20.00
|
Air
jeruk
|
1
gls
|
Gula
pasir
|
1
sdm
|
Pembagian bahan makanan sehari diet hiperemesis II & III
Waktu
|
Bahan
makanan
|
Diet
hiperemesis II
|
Diet
hiperemesis III
|
||
Berat (g)
|
Urt
|
Berat(g)
|
Urt
|
||
Pagi
|
Roti
|
40
|
2 iris
|
40
|
2 iris
|
Telur ayam
|
50
|
1 btr
|
50
|
1 btr
|
|
Margarine
|
5
|
½ sdm
|
10
|
1sdm
|
|
Jam
|
10
|
1 sdm
|
10
|
1 sdm
|
|
Buah
|
100
|
1 ptg sdg pepaya
|
100
|
1 ptg sdg pepaya
|
|
Pukul 10.00
|
Gula pasir
|
10
|
1 adm
|
10
|
1 adm
|
Biscuit
|
-
|
-
|
20
|
2 bh
|
|
Siang
|
Beras
|
75
|
1 gls nasi
|
100
|
1 ½ gls nasi
|
Daging
|
50
|
1 ptg sdg
|
50
|
1 ptg sdg
|
|
Sayuran
|
75
|
¾ gls
|
50
|
½ bh bsr
|
|
Buah
|
100
|
1 ptg sdg
|
100
|
1 ptg sdg
|
|
Minyak
|
-
|
-
|
5
|
½ sdm
|
|
Pukul 16.00
|
Buah
|
100
|
1 ptg sdg pepeya
|
100
|
1 ptg sdg pepaya
|
Gula pasir
|
10
|
1 sdm
|
20
|
2 sdm
|
|
Biscuit
|
20
|
2 bh
|
20
|
2 bh
|
|
Agar
|
-
|
-
|
2
|
½ sdm
|
|
Susu
|
-
|
-
|
200
|
1 g
|
|
Malam
|
Beras
|
75
|
1 gls nasi
|
100
|
½ gls nasi
|
Ayam
|
50
|
1 ptg sdg
|
50
|
1 ptg sdg
|
|
Tempe
|
25
|
1 ptg sdg
|
50
|
2 ptg sdg
|
|
Sayuran
|
75
|
¼ gls
|
75
|
¾ gls
|
|
Buah
|
100
|
1 ptg sdg pepeya
|
100
|
1 ptg sdg papaya
|
|
Minyak
|
-
|
-
|
5
|
½ sdm
|
|
Pukul 20.00
|
Roti
|
40
|
2 iris
|
40
|
2 iris
|
Margarine
|
5
|
½ sdm
|
10
|
1 sdm
|
|
Jam
|
10
|
1 sdm
|
10
|
1 sdm
|
|
Gula pasir
|
10
|
1 sdm
|
10
|
1
Sdm
|
Contoh menu sehari
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Roti
panggang isi jam
|
Nasi
|
Nasi
|
Telur
rebus
|
Perkedel
daging panggang
|
Ayam
& tempe, semur
|
Tahu
bacam
|
Setup
wortel
|
|
Setup
bayam
|
Pisang
|
|
Papaya
|
||
Pukul
10.00
|
Pukul
16.00
|
Pukul
20,00
|
Selada
buah
|
Selada
buah
|
Roti
panggang isi jam
|
Biskuit
|
The
|
|
D.
Penatalaksanaan
Hiperemesisi Gravidaeum
1. Penanganan
a. Pencegahan
dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu
dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu
hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit
namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong,
mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
b. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid),
vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan), antasida dan anti mulas
c. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus
dirawat inap dirumah sakit :
d. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur
dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
e. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau
perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja
tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
f. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa
kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu
takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan
sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
g. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa
/ glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
h. Berikan obat – obatan seperti telah
dikemukakan diatas
2. Pengobatan
(Manuaba, 1998).
a.
Memberikan obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat
teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital cacat bawaan bayi).
Adapun komponen (susunan obat) yang
dapat diberikan adalah :
1)
Sedativa ringan
2)
Phenobarbital (luminal) 30 mgr.
3)
Valium.
4)
Anti alergi
5)
Anthistamin
6)
Dramamin
7)
Avomin
8)
Obat anti mual muntah
9)
Mediamer B6
10)
Vitamin C
11)
Terutama vitamin B kompleks
b.
Isolasi dan pengobatan psikologis (terapi)
Dengan
melakukan isolasi di ruangan sudah dapat meringankan wanita hamil karena
perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah yang berkaitan
dengan kehamilan.
c.
Penambahan cairan
Dalam
keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga keadaan dehidrasi dapat
diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5% sampai 10% dengan
keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber
energi, sehingga terjadi perubahan metabolisme dari lemak dan protein menuju ke
arah pemecahan glukosa. Dalam cairan
dapat ditambahkan vitamin C, B kompleks atau kalium yang diperlukan untuk
kelancaran metabolisme.
Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan
cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu dan
pernapasan. Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan
wanita hamil berangsur-angsur baik.
d.
Menghentikan kehamilan
Pada
beberapa kasus, pengobatan hyperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi
kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk
melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
yaitu :
1)
Gangguan Kejiwaan
2)
Gangguan Penglihatan
3)
Gangguan Faal
3. Prognosis
Dengan
penanganan yang baik, pengobatan hyperemesis gravidarum yang dirawat di rumah
sakit hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan sangat memuaskan, sehingga
kehamilannya dapat di slamatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar