BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Katerisasi merupakan suatu prosedur
yang penting yang biasanya didelegasikan kepada staf yang paling muda. Jika
tidak dikerjakan dengan hati-hati (gentle) dan trampil mungkin akan merusak dan
menimbulkan striktur (penyempitan) uretra.
Pada
masa ROMAWI PURBA digunakan kateter yang terbuat dari perunggu.CELSUS mempunyai
satu set kateter dengan lima ukuran yang berbeda,tiga untuk laki-laki dan dua
untuk perempuan, yang untuk lelaki mempunyai 2 lengkung, lihat gambar.ORIBASIUS
(325 – 403AD) menggunakan kateter terbuat dari kertas, hampir menyerupai
sedotan jerami untuk minum.ABULCASIS (936-1013M) kateter terbuat dari perak.
DESNOS
(1914M) kateter perak yang keras digunakan sepanjang masa pertengahan, lihat
gambar dan sampai waktu baru-baru ini. Kateter itu berbentuk lurus untuk wanita
dan melengkung seperti uretra untuk pria, ujungnya bundar dan ujung lainnya
sering punya 2 bengkokan atau loop yang melekat padanya yang digunakan untuk
mengikatkan kateter pada kantong kemih.Kateter yang lentur terbuat dari karet
elastis digunakan pada abad ke 18.Folley 1937 menggunakan kateter tetap dalam
kantong kemih, dan ini merupakan kateter yang ideal.
2.
Rumusan masalah.
1)
Bagaimana prosedur memasangan
kateter ?
2)
Bagaimana prosedur melepas kateter ?
3)
Bagaimana cara perawatan kateter ?
4)
Bagaimana prosedur irigasi kateter ?
3.
Tujuan
1)
Mengetahui bagaimana prosedur
memasangan kateter
2)
Mengetahui bagaimana prosedur
melepas kateter
3)
Mengetahui bagaimana cara perawatan
kateter
4)
Mengetahui bagaimana prosedur
irigasi kateter
4.
Manfaat
Untuk menambah pengetahuan khususnya
bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya
BAB II
PEMBAHASAN
- Definisi
Kateter adalah pipa untuk memasukkan
atau mengeluarkan cairan Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau
plastik, metal, woven silk dan silicon.Kandung kemih adalah sebuah kantong yang
berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan
oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal.Kateterisasi kandung kemih adalah
dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan
air seni atau urine.
- Tujuan
ü
Untuk segera mengatasi distensi
kandung kemih
ü
Untuk pengumpulan spesimen urine
ü
Untuk mengukur residu urine setelah miksi di
dalam kandung kemih
ü
Untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum dan selama pembedahan
ü
- Prosedur
1)
Alat
a.
Tromol steril berisi
b.
Gass steril
c.
Deppers steril
d.
Handscoen
e.
Cucing
f.
Neirbecken
g.
Pinset anatomis
h.
Doek
i.
Kateter steril sesuai ukuran yang
dibutuhkan
j.
Tempat spesimen urine jika
diperlukan
k.
Urobag
l.
Perlak dan pengalasnya
m.
Disposable spuit
n.
Selimut
2)
Obat
1
Aquadest
2
Bethadine
3
Alkohol 70 %
4
Petugas
- Penatalaksanaan
ü
Menyiapkan penderita : untuk
penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal
recumbent
ü
Aturlah cahaya lampu sehingga
didapatkan visualisasi yang baik
ü
Siapkan deppers dan cucing , tuangkan
bethadine secukupnya
ü
Kenakan handscoen dan pasang doek
lubang pada genetalia penderita
ü
Mengambil deppers dengan pinset dan
mencelupkan pada larutan desinfektan
ü
Melakukan desinfeksi sebagai berikut
:
1.
Pada penderita laki-laki : Penis
dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk
meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan .
desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal,
diulang 5 kali atau sampai bersih. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang
penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
2.
Pada penderita wanita : Jari tangan
kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus
lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 5 kali . deppers terakhir
ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan
penampakan meatus urethra.
ü
Lumuri kateter dengan jelly dari
ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk
penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah
yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
ü
Masukkan katether ke dalam meatus,
bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
1.
Untuk penderita laki-laki : Tangan
kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka
orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya
secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji
kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba
lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di
bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine
keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
2.
Untuk penderita wanita : Jari tangan
kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan
dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan
kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah
pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar
sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
ü
Mengambil spesimen urine kalau perlu
ü
Mengembangkan balon kateter dengan aquadest
steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
ü
Memfiksasi kateter :
1)
Pada penderita laki-laki kateter
difiksasi dengan plester pada abdomen
2)
Pada penderita wanita kateter
difiksasi dengan plester pada pangkal paha
3)
Menempatkan urobag ditempat tidur
pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
ü
Melaporkan pelaksanaan dan hasil
tertulis pada status penderita yang meliputi :
1)
Hari tanggal dan jam pemasangan
kateter
2)
Tipe dan ukuran kateter yang
digunakan
3)
Jumlah, warna, bau urine dan
kelainan-kelainan lain yang ditemukan
4)
Nama terang dan tanda tangan
pemasang
- Komplikasi pemasangan kateter
1.
Bila pemasangan dilakukan tidak
hati-hati bisa menyebabkan luka dan perdarahan uretra yang berakhir dengan
striktur uretra seumur hidup
2.
Balon yang dikembangkan sebelum
memasuki buli-buli juga dapat menimbulkan luka pada uretra. Karenanya, balon
dikembangkan bila yakin balon akan mengembnag dalam buli-buli dengan mendorong
kateter sampai ke pangkalnya
3.
Infeksi uretra dan buli-buli
4.
Nekrosis uretra bila ukuran kateter
terlalu besar atau fiksasi yang keliru
5.
Merupakan inti pembentukan batu
buli-buli
6.
Pada penderita tidak sadar, kateter
dengan balon terkembang bisa dicabut yang berkibat perdarahan dan melukai
uretra
7.
Kateter tidak bisa dicabut karena
saluran pengembang balon tersumbat
Ø
Prosedur Melepas Kateter
- Definisi
Melepas drainage urine pada pasien yang dipasang kateter
- Tujuan
Melepas pasien BAK normal tanpa
menggunakan kateter
- Persiapan
1.Sarung
tangan
2.Pinset
3.Spuit
4.Betadin
5.Bengkok 2
buah
6.Plester
7.Bensin
8.Lidi waten
Bengkok 2 buah
9.Plester
10. Bensin/alcohol
11. Lidi
waten
- Prosedur
1. Memberitahu
pasien
2. Mendekatkan
alat
3. Memasang
sampiran
4. Mencuci
tangan
5. Membuka
plester dengan bensin.
6. Memakai
sarung tangan
7. Mengeluarkan
isi balon kateter dengan spuit
8. Menarik kateter dan anjurkan pasien
untuk tarik nafas panjang, kemudian letakkan kateter pada bengkok.
9. Olesi area preputium (meatus uretra)
dengan betadin/cairan desinfektan
10. Membereskan
alat
11. Melepaskan
sarung tangan
12. Mencuci
tangan
13. Mendokumentasikan
Ø
Prosedur Perawatan Kateter
- Definisi
Perawatan kateter adalah suatu
tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk
membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan
kepatenan posisi kateter
- Tujuan:
1)
Menjaga kebersihan saluran kencing
2)
Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
3)
Mencegah terjadinya infeksi
4)
Mengendalikan infeksi
- Persiapan alat dan bahan:
1)
Sarung tangan steril
2)
Pengalas
3)
Bengkok
4)
Lidi waten steril
5)
Kapas steril
6)
Antiseptic (Bethadin)
7)
Aquadest / air hangat
8)
Korentang
9)
Plester
10) Gunting
11) Bensin/alkohol
12) Pinset
13) Kantung
sampah
- Pelaksanaan:
1)
Siapkan alat dan bahan
2)
Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
3)
Dekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
4)
Pasang tirai, gorden yang ada
5)
Cuci tangan
6)
Oles bensin pada plester dan buka dengan pinset
7)
Buka balutan pada kateter
8)
Pakai sarung tangan steril
9)
Perhatikan kebersihan dan tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta kateter
10) Oles ujung uretra dan
kateter memakai kapas steril yang telah dibasahi dengan aquadest / air hangat
dengan arah menjauhi uretra
11) Oles ujung uretra dan
kateter memakai lidi waten + bethadin dengan arah menjauhi uretra
12) Balut ujung penis dan
kateter dengan kasa steril kemudian plester
13) Posisikan kateter ke arah
perut dan plester
14) Rapikan klien dan berikan
posisi yang nyaman bagi pasien
15) Kembalikan alat ke
tempatnya
16) Cuci tangan
17) Dokumentasikan tindakan
Ø
. Hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk merawat kateter menetap :
a)
Banyak minum, urin cukup sehingga
tidak terjadi kotoran yang bisa mengendap dalam kateter
b)
Mengosongkan urine bag secara
teratur
c)
Tidak mengangkat urine bag lebih
tinggi dari tubuh penderita agar urin tidak mengalir kembali ke buli-buli
d)
Membersihkan darah, nanah, sekret
periuretra dan mengolesi kateter dengan antiseptik secara berkala
e)
Ganti kateter paling tidak 2 minggu
sekali
Ø
Prosedur Irigasi Kateter
A. Definisi
Irigasi kateter adalah pencucian kateter
urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan larutan
steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat
terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta
menyebabkan urine tetap berada di tempatnya
B. Tujuan
1)
Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
2)
Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter
urine, misalnya oleh darah dan pus
3)
Untuk membersihkan kandung kemih
4)
Untuk mengobati infeksi lokal
C.
Perencanaan
1)
cuci tangan
2)
siapkan alat : sarung tangan bersih, larutan irigasi steril, selang irigasi,
klem, tiang infus, swab antiseptic, dan alas
D. Implementasi
a.
identifikasi klien
b.
jelaskan prosedur dan tujuan kepada
klien
c.
cuci tangan dan kenakan sarung
tangan
d.
pasang sampiran dan atur pencahayaan
e.
kaji abdomen bagian bawah untuk
melihat adanya distensi
f.
atur posisi klien , misal dorsal
recumbent untuk wanita bila mampu, jika tidak posisi supine
g.
pasang alas dibawah kateter
h.
keluarkan urin dari urin bag ke
dalam wadah
i.
dengan menggunakan teknik a septic
masukan ujung selang irigasi ke dalam larutan irigasi
j.
tutup klem pada selang dan gantung
larutan irigasi pada tiang infus
k.
buka klem dan biarkan larutan
mengalir melalui selang, pertahankan ujung selang tetap steril,tutup klem
l.
disinfeksi porta irigasi pada
kateter berlumen tiga dan sambungkan ke selang irigasi
m.
pastikan kantung drainase dan selang
terhubung kuat ke pintu masuk drainase pada kateter berlumen tiga
n.
kateter tertutup continues
intermitten : buka klem irigasi dan biarkan cairan yang di programkan mengalir
memasuki kandung kemih (100ml adalah jumlah yang normal pada orang dewasa) .
tutup selang irigasi selama 20-30 menit dan kemudian buka klem selang drainase
o.
kateter tertutup continues :
hitung kecepatan tetesan larutan irigasi (slow rate 10-20 tetes/menit, fast rate 20-40rate/menit) dan periksa volume drainase di dalam kantung drainase. pastikan bahwa selang drainase paten dan hindari lekukan selang
hitung kecepatan tetesan larutan irigasi (slow rate 10-20 tetes/menit, fast rate 20-40rate/menit) dan periksa volume drainase di dalam kantung drainase. pastikan bahwa selang drainase paten dan hindari lekukan selang
p.
buka sarung tangan dan atur posisi
nyaman klien
q.
bereskan semua perlatan dan cuci
tangan id air mengalir
E. Evaluasi
a.
kaji respon pasien terhadap prosedur
b.
jumlah dan kualitas drainase
c.
catat jumlah irigasi yang digunakan
intake dan output
F.
Dokumentasi
a.
catat tanggal dan waktu pemberian
irigasi
b.
catat jumlah intake dan output
drainase
c.
catat keluhan pasien jika ada
d.
nama perawat dan tanda tangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kateter
adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.Kateter terutama terbuat
dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikonMelepas kateter adalah Melepas drainage
urine pada pasien yang dipasang kateter.
Perawatan
kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan
antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta
mempertahankan kepatenan posisi kateter
Irigasi
kateter adalah pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter
urine menetap dengan larutan steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena
darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam selang dan menyebabkan
distensi kandung kemih serta menyebabkan urine tetap berada di tempatnya
DAFTAR PUSTAKA
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/prosedur-pemasangan-kateter-kandung.html
http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04/25/kateterisasi-uretra/
http://www.fkunissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=7:katerisasi&catid=1:latest-news
http://blog.ilmukeperawatan.com/cara-perawatan-kateter.html
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/melepas-kateter.html
http://newdinala.blogspot.com/2010/03/prosedur-pelaksanaan-irigasi-kandung.html
http://linrin.blogspot.com/2009/12/irigasi-kandung-kemih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar