Sabtu, 08 Agustus 2015

ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH



TINJAUAN TEORITIS


A.    Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infectin (UTI) adalah suatu keadaan adanya infansi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bacteria pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)

B.     Klasifikasi
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain :
1.      Kandung kemih (sistisi)
2.      Uretra (uretritis)
3.      Prostat (prostatitis)
4.      Ginjal (pielonefritis)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1.      ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing yang tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2.      ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia , sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan – keadaan sebagai berikut :
a.       Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesikouretal obstruksi, atoni kadung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatis.
b.      Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
c.       Gangguan daya tahan tubuh
d.      Infeksi yang disebabkan karena organism virulen seperti proateus spp yang memprodusi urease.
C.    Etiologi
1.      Jenis – jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a.      Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)
b.      Pseudomonas,  Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated 
c.       Enterobakter, staphylococcus epididimis, enterococci, dan lain-lain.
2.      Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a.       Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.
b.      Mobilitas menurun.
c.       Nutrisi yang sering kurang membaik.
d.      System imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
e.       Adanya hambatan pada aliran urin.
f.       Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.


D.    Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak lansung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara asending yaitu :
-          Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih , antara lain : factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden terjadi ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
-          Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
Secara hematogen yaitu : sering terjadi pada pasien yang sistim imunnya rendah sehingga mempengaruhi strutur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen , yaitu ; adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
      Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
-          Sisa urine pada kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.
-          Mobilitas menurun.
-          Nutrisi yang sering kurang baik.
-          Sistim imunitas yang menurun.
-          Adanya hambatan pada saluran urine.
-          Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invansi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain : adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah : jaringan parut ginjal, batu , neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun

F.     Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ISK pada bagian bahwa (sistitis) :
-          Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih.
-          Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
-          Hematuria
-          Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis)
-          Demam
-          Menggigil
-          Nyeri panggul dan pinggang
-          Malaise
-          Pusing
-          Mual dan muntah

G.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Urinalisis
-            Leukosuria atau piuria : merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit / lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih.
-            Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit / LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan psikologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2.      Bakteriologi
-            Mikroskopis
-            Biakan bakteri
3.      Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organism spesifik
4.      Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urine dari urine tamping aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5.      Metode tes
-            Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengangguran nitrat). Tes esterase lekosit positif : maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urine normal menjadi nitrit.
-            Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) :
Uretritia akut akibat organism menular secara seksual (missal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simpliek).
-            Tes –tes Tambahan
Urogam intravena (IVU) pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

H.    Penatalaksanaan
Penangan Infeksi Saluran kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang sevara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas :
-          Terapi antibiotika dosis tunggal
-          Terapi antibiotika konvensional : 5 – 14 hari
-          Terapi antibiotika jangka lama : 4 – 6 minggu
-          Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kuasatif (mis : batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urine, terapi preventif dosis rendah.
            Penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim / sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. coli talah resisten terhadap bakteri ini. Prydium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya:
-          Gangguan absorbs dalam alat pencernaan
-          Interansi obat
-          Efeksamping obat
-          Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal.
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal :
1.      Efek nefrotosik obat
2.      Efek toksisitas obat
Pemakaian obat pada usia lanjut hendaknya setiap saat dievaluasi keefektifannya dan hendaknya selalu menjawab pertanyaan sebagai berikut :
-          Apakah obat – obat yang diberikan benar – benar berguna / diperlukan?
-          Apakah obat yang diberikan menyebabkkan keadaan lebih baik atau malah membahayakn?
-          Apakah obat yang diberikan masih tetap diberikan?
-          Dapatkah sebagian obat dikurangi dosisnya atau dihentikan?

I.       Pengkajian
1.      Pemeriksaan fisik : dilakukan secara head to toe dan system tubuh
2.      Riwayat atau adanya factor – factor resiko :
-       Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
-       Adakah obstruksi saluran kemih?
3.      Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
-       Bagaimna dengan pemasangan kateter foley?
-       Imobilisasi dalam waktu yang lama.
-       Apakah terjadi inkontinensia urine?
4.      Pengkajian darimanifestasi klinik infeksi saluran kemih
-       Bagaimana pola berkemih pasien ? untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
-       Adakah disuria?
-       Adakah urgensi?
-       Adakah hesitancy?
-       Adakah bau urine yang menyengat?
-       Bagaimana pengeluaran volume urine , warna (keabu – abuan) dan konsentrasi urine?
-       Adakah nyeri – biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih  bagian bawah.
-       Adakah nyeri panggul atau pinggang – biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
-       Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
5.      Pengkajian psikologi pasien:
-       Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan? Adakah perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya.

J.      Diagnosa Keperawatan Yang Timbul
1.      Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urunarius lain.
2.      Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun stuktur traktus urinarius lain.
3.      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi , progonosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber inforamasi.

K.    Interfensi Keperawatan
1.      Dx 1:
Nyeri dan ketidak nyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra , kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.
Kriteria evaluasi :
Tidak nyeri waktu berkemih , tidak nyeri pada perkusi panggul
Intervensi :
a.       Pantauan haluan urine terhadap perubahan warna , bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang.
Rasional : Untuk mengidenifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
b.      Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
Rasional : membatu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri.
c.       Berikan tindakan nyaman , seperti pijatan punggung , lingkungan istirahat.
Rasional : meningkatkan relaksasi menurunkan tegangan otot.
d.      Bantu atau dorang penggunaan nafas berfokus
Relaksasi : membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
e.       Perikan perawatan perineal
Rasional : untuk mencegak kontaminasi uretra.

f.       Jika dipasang kateter indwelling , berikan perawatan kateter 2 kali perhari.
Rasional : kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik kesaluran perkemihan.
g.      Kolaborasi :
-          Konsul dokter billa : sebelumnya kuning gading – urine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pola berkemih berubah , sering berkemih dengan jumlah sedikit , perasaan ingin kencing , menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit.
Rasional ; temuan – temuan ini dapat member tanda kerusakan jariangan lanjut dan perlu pemeriksaan luas.
-          Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya.
Rasional : analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri.
h.      Berikan antibiotic . buat berbagai variasi sediakan minum, termasuk air segar. Pemberian air sampai 2400 ml/hari.
Rasional : akibat dari haluaran urine memudahkan berkemih sering dan membantu membelias saluran berkemih.

2.      Dx 2 :
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
Kriteria Evaluasi :
Pola eliminasi membaik , tidak terjadi tanda – tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi :
a.       Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine.
Rasional : memberika informasi tentang funfsi ginjal dan adanya komplikasi.
b.      Tentukan pola berkemih pasien
c.       Dorong meningkatkan pemasukan caitan.
Rasional : peningkatan hidrasi membilas bakteri.
d.      Kaji keluhan kandung kemih penuh
Rasional ; retensi urine dapat terjadi menyebabkan  distensi jaringan (kandung kemih / ginjal)


e.       Observasi perubahan status mental : perilaku atau tingkat kesadaran.
Rasional : akumulasi sisa uremik dan ketidak seimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat.
f.       Kecuali dikontraindikasikan : ubah posisi pasien setiap dua jam .
Rasional : untuk mencegah statis urine.
g.      Kolaborasi :
-          Awasi pemeriksaan laboratorium : elektrolit , BUN , kreatinin.
Rasional : pengawasan terhadap disfungsi ginjal
-          Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine : tingkatkan masukan sari buah berry dan berikan obat – obat untuk meningkatkan asam urine.
Rasional : asam urine mengalami tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih.

3.      Dx 3 :
Kekuran pengetahuan tentangkondisi prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
Kriteria Evaluasi : menyatakan mengerti tentang kondisi , pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan , dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi :
a.       Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
b.      Berikan informasi tentang : sumber infeksi , tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotic , pemeriksaan diagnostic : tujuan , gambaran singkat , persiapan yang di butuhkan sebelum pemeriksaan.
Rasional : pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapetik.
c.       Pastikan pasien atau orang terdekat sudah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan intruksi tertulis untuk perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional : intruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.
d.      Intruksi pasien untuk menggunakan obat yang diberikan , minum sebanyak kurang lebih delapan gelas perhari khususnya sari buah berry.
Rasional : pasien sering menghentikan obat mereka , jika tanda – tanda penyakit mereda . cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berry membantu mempertahankan keadaan asam urine dan mencegah pertumbuhan bakteri.
e.       Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional : untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidak patuhan dan membatu mengembangkan penerimaan rencana terapiutik.







BAB III
LAPORAN KASUS

Tanggal pengkajian     : Selasa , 03–07-2012
Ruangangan                : Interne (IV)

A.    IDENTITAS KLIEN
Nama                          : TN.D
No.mr                          : 04.93.50
Umur                           : 29 Tahun
Pekerjaan                     : Tani
Agama                         : Islam
Status Perkawinan      : Kawin
Alamat                                    : Desa baru
Penanggung jawab      : Istri
Alamat                                    : Desa baru
Tanggal masuk rs        : 04-07-2012
Cara masuk rs              : malalui UGD
Yang mengirim           : Istri
Riwayat alergi             : (-)
            Obat                : (-)
            Makanan         : (-)
            Dll                   : (-)
Alat bantu yang pakai : Brangkar


B.     RIWAYAT KESEHATAN
1.      Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami maag semenjak 3tahun terakhir.


2.      Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 05-07-2012 pukul 10.30, klien mengatakan bahwa perut klien terasa sakit, pusing, mual, dan muntah tidak ada. BAK klien agak bernanah dan BAB klien cair dan agak bercampur darah.
3.      Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini yang sama dengan klien.

C.    PEMERIKSAAN FISIK
1)      TTV
S          : 37,5
TD       : 140/80
N         : 82
P          : 24
2)      TB :
BB :
3)      KEPALA
Rambut           : kulit kepala tampak bersih, rambut bersih
Mata                : konjungtiva anemis
Hidung            : simestris kiri dan kanan
Telinga            : bersih, tidak terdapat serumen, simetris kiri dan kanan
4)      Leher
Trakea : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan getah bening
Jvp       : 5-2 cmh20
5)      Thorak
I           : simetris kiri dan kanan
P          : fremitus kiri dan kanan
P          : sonor
P          : vesikuler
Jantung
I           : ic cordis tidak terlihat
P          : ic cordis tidak teraba
P          : batas jantung atas  RIC 11
P          : irama terarur
6)      Abdomen
I           : perut tidak membuncit
P          : hepar dan lien sulit dinilai
P          : tympani
A         : Bising Usus (+)
7)      Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah baik
8)      Integument
I           : kulit kuning lansat
P          : akral hangat
9)      Neurologis
GCS 15, Compos mentis, E=4 V=5 M=6
10)  Mamme
I           : tidak dilakukan
P          : tidak dilakukan
11)  Urogenital
I           : lesi (-), skrotum simetris kiri dan kanan
P          : perabaan diatas simpisis terasa nyeri
12)  Anus
I           : lesi (-), kemerahan (-), haemoroid
P          : massa (-)

D.    AKTIFITAS SEHARI – HARI
Nutrisi
            Makanan : sehat = 2-3 kali/hari
                              Sakit = 1-2 kali/hari
             Minun : sehat    = 3-4 gelas/hari
                              Sakit = 10 gelas/hari
Eliminasi
            Miksi : sehat    = 4-5 kali/hari
                        Sakit    = 6-7 kali/hari,sediki-sedikit tapi sering, nyeri(-)
            Defekasi:sehat = 1 kali/hari
                        Sakit    = 1 kali/3hari

E.     AKTIFITAS PERAWATAN DIRI           
Sehat : mandi  = 2 kali/sehari
            Gosok gigi = 2 kali/sehari
            Cuci rambut = 1 kali/2 hari
Sakit : mandi   = 1 kali/sehari
            Gosok gigi = 2 kali/sehari
            Cuci rambut = 2 kali/ seminggu

ISTIRAHAT DAN TIDUR
Sehat : siang    = 2-3 jam/hari
            Malam = 7-8 jam/hari
Sakit : siang     =1-2 jam/hari
            Malam = 3-4 jam/hari, tidur klien kurang nyenyak

F.      DATA PSIKOSOSIAL       
Klien dan keluarganya selalu mengatakan klien kurang semangat karena penyakit yang dideritanya.

G.    DATA SPIRITUAL
Biasanya klien ada beribadah , namun selama dirawat , klien jadi kurang beribadah.

H.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gula darah sentry        : 73
Total cholesterol          : 159    (220 mg/dl)
Trigkenda                    : 103
Uric cout                     : 45                  w=15-6 mg/dl
Urium                          : 28,5               10-50 mg/dl
Kreatinin                     : 1,01
Total protein                : 6,73               6,5-8,7 gr/dl
Alkali foltase               : 207                49-232 u/i
Total bilirubin              : 0,80               0,3-1,0 mg/dl
SGOT                          : 29,7               p:<37 w:21 u/i
GGPT                          : 22,1               p:<42 w:<32 u/i

I.       PENATALAKSANAAN

INJEKSI TRAMADOL  2 x 1
INJEKSI RANITIDIN    2 x 1
INJEKSI SERIASON                1 x 1



ANALISIS DATA
NO
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
1.















2.















3.

DS:
·         Klien mengeluh nyeri pinggang dan rasa tidak enak daerah suprapubic
·         Klien mengeluh nyeri saat berkemih
·         Klien mengeluh rasa panas saat berkemih



DO :
·         Klien tampak meringis
·         Klien tampak gelisah
·         Prilaku klien distraksi

DS :
·         Klien mengatakan susah tidur
·         Klien mengatakan sering berkemih
·         Klien mengatakan berkemih dengan jumlah sedikit-sedikit

DO :
·         Urine kalien sedikit – sedikit keluar
·         Urine tampak menetes - netes


DS :
·         Klien mengatakan bingung dengan prosedur terapi
·         Klien mengatakn tidak tau dengan peny-nya





DO :
Terdapat kesalahan pernyataan dari klien tentang peny-nya
Sering bertanya / menerima informasi
Terjadinya komplikasi yang dapat dicegah


Nyeri















Perubahan pola eliminasi urine














Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan keb.pengobatan.

Inflamasi dan infeksi saluran kemih.














Sering berkemih, urgensi, hesistensi














Kurang terpajang informasi





DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
DX
TGL
DITEGAKKAN
TTD
TGL
TERATASI
TTD
KET
1.



2.




3.
Nyeri b.d
Inflamasi dan infeksi saluran kemih

Perubahan pola eliminasi urine b.d
Sering berkemih , urgensi , prognosis

Kurang pengetahuan tentang kondisi , prognosis dan keb.pengobatan
Kurang terpajang informasi










INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
DX
INTERVENSI
RASIONAL
1.






























2.



























3.
Nyeri dan ketidaknyamanan b.d inflamasi dan infeksi saluran kemih



























Perubahan pola elimenasi urine b.d sering berkemih, urgensi, hesistansi.
























Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajang informasi
·         Kaji lokasi nyeri, karakteristik nyeri , intensitas nyeri

·         Dorongan pasien mengatakan masalah, mendengarkan dengan aktif & member dukungan serta informasi yang tepat.


·         Berikan kenyamanan contohkan pijatan punggung.





·         Dorong gunakan teknik relaksasi




·         Berikan obat sesuai indikasi :aspirin, antimicrobial, antispasmodic.


·         tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi.





·         Dorongan peningkatan pemasukan cairan.



·         Jika frekuensi menjadi masalah , jamin akses k kamar mandi , pispot di tempat tidur/bedpan.
anjurkan pasien berkemih kapan saja bila ada keinginan.

·         Hindari cairan seperti teh , kopi , kola dan alcohol.

·         KOLABORASI : pasang kateter

·         Kaji ulang proses penyakit, prognosis dan fepencetus pengalaman.


·         Tunjukan perawatan personal hiegyne.


·         Tekankan pentingnya masukan cairan






·         Anjurkan menghindari minuman yang mengiritasi.

·         Diskusikan penggunaan diet asam (contoh beri sereal, nasi, kacang, keju, ikan).
·         Sarankan sarankan pada wanita beresiko untuk :
·         Berkemih bila keinginan terasa dan setelah hubungan seksual
1.      Membantu mengevaluasi derajat ketiknyamanan atas nyeri.
2.      Menurunkan ansiestas 7 takut, meningkatkan relaksasi dan kenyamanan




3.      Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan relaksasi koping


4.      Membantu pasien istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian


5.      Menghilangkan nyeri meningkatkan kenyamanan dan istirahat.


1.      Bakteri dapat menyebabkan eksitabilitas saraf yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera.

2.      Peningkatan hidrasi membilas bakteri dan membantu lewatnya batu.

3.      Berkemih yang sering me(-) stastis urine pada kandung kemihdan menghindari pertumbuhan bakteri



4.      Dapat mengiritasi.



Kateter dapat mempertahankan aliran urin

1.      Member dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi.

2.      Mengurangi konsentrasi pathogen pada orifisium vagina

3.      Mempertahankan haluaran urine & meningkatkan keasaman urine untuk menurunkan resiko infeksi dan pembentukan batu.

4.      Pengasaman urine untuk menurunkan resiko infeksi & pembentukan batu.






Ø  Untuk menjaga sal bahwa bebas dr bakteri
Ø  Pembersihan yang tepat setelah buang air. Menghindari uretra terkontaminasi.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
HARI/ TGL
DX
IMPLEMENTASI
TTD
HARI/ TGL
EVALUASI
TTD
1.























2.






















3.

Nyeri dan ketidaknyamanan b.d infeksi saluran kemih.




















Perubahan pola eliminasi urine b.d sering berkemih, urgensi, hesistansi.
















Kurang pengetahuan tentang kondis, prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajang informasi.
-Mengkaji lokasi nyeri , karakteristik nyeri, intensitas nyeri.

-Mendorong pasien mengatakan masalah, mendengarkan dengan aktif & member dukungan serta informasi yang tepat.

-Memberikan kenyamanan, contohnya pijatan punggung.

-Mmendorong menggunakan teknik relaksasi.

-Memberikan obat sesuai indikasi : aspirin, antimicrobial, antipasmodik.
-Menentukan pola berkemih norman pasien & perhatikan variasi

-Mendorong peningkatan pemasukan cairan.

-Menjamin akses k kamar mandi, pispot ditempat tidur/bedpan. Anjurkanpasien untuk berkemih kapan saja bila ada keinginan.

-Menghindari cairan seperti teh, kopi, kola dan alcohol

-mengkolaborasikan pasang kateter.

-Mengkaji ulang proses penyakit prognosis, & fc pencetus pengalaman.

-Menunjukan perawatan professional hiegyne.
- Menekankan pentingnya masukan cairan.

-Menganjurkan menghindari minuman yang mengiritasi.

-Mendiskusikan penggunaan diet asam (contoh beri, sereal, nasi, kacang, keju, ikan)

-Menyarankan pada wanita beresiko untuk : Berkemih bila keinginan terasa & setelah hub. Seksual.


S: klien mengatakan nyerinya sudah agak berkurang

O : klien masih tampak meringis

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan.








S : klien mengatakan masih susah tidur.

O : klien pola berkemihnya sedikitnya sedikit tapi sering.

A : masalah belum teratasi.

P : intervensi dilanjutkan.






S : klien mengatakan sudah tau tentang penyakitnya



O : Pernyataan klien sudah tidak salah lagi tentang penyakitnya

A:masalah sudah teratasi

P : intervensi dihentikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar