Minggu, 09 Agustus 2015

KONSEP LAKTASI



Konsep Laktasi (Menyusui)
Ilustrasi Menyusui
Ilustrasi Menyusui
Laktasi merupakan bagian integral dari daur reproduksi manusia. Laktasi di bawah kontrol hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Hal ini dipengaruhi oleh proses pengisapan bayi dan emosi ibu (Bobak, 2000). Prolaktin merangsang sel-sel epitel alveoli untuk membuat ASI yang dikenal dengan refleks prolaktin, sedangkan oksitosin menyebabkan kontraksi mioepitel yang melapisi alveoli sehingga ASI bisa mengalir ke duktus, ini dikenal dengan refleks oksitosin atau let down reflex.

Laktasi berlangsung di bawah kontrol sejumlah glandula endokrin terutama hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Peningkatan dan pemeliharaan laktasi pada manusia dibedakan paling tidak dengan tiga faktor :

1.                   Struktur anatomi dari glandula mammae dan perkembangan alveoli, duktus dan nipple (puting susu).
2.                   Permulaan dan pemeliharaan ekskresi air susu.
3.                   Pancaran pengeluaran air susu atau dorongan air susu dari alveoli ke puting susu.
Sintesis ASI di dalam alveoli merupakan proses yang kompleks yang akan melibatkan empat mekanisme sekresi yaitu eksositosis, sintesis dan transfer lemak, sekresi ion dan air, serta transfer immunoglobin dan jaringan ekstra seluler. Setelah lahir, inhibisi atau hambatan sintesis ASI oleh plasenta menjadi hilang dan kadar progesteron dalam darah ibu akan menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Antara 30 – 40 jam terjadi perubahan komposisi ASI dengan cepat, antara lain dengan adanya peningkatan sintesis laktosa sehingga menyebabkan volume ASI juga terus meningkat karena laktosa adalah komponen osmotik ASI yang paling aktif (Bobak, 2000; Akre, 1994).

Mekanisme Laktasi (Menyusui)
Mekanisme laktasi atau menyusui dipengaruhi oleh tiga refleks maternal yang utama yaitu : Prolaktin, ereksi nipple dan refleks let down (Bobak, 2000)

1. Prolaktin
Prolaktin ialah suatu hormon peptide yang diproduksi oleh pituitari anterior. Prolaktin merupakan hormon kunci untuk menginisiasi dan mempertahankan sekresi ASI. Adanya reseptor pada puting susu, apabila dirangsang dengan isapan bayi akan menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan dilanjutkan ke hypotalamus. Hipotalamus merangsang pituitari anterior untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli mammae (Bobak, 2000).

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung.

2. Ereksi Nipple
Stimulus pada puting susu yang disebabkan oleh isapan mulut bayi menimbulkan ereksi nipple. Stimulus membuat puting susu lebih menonjol. Refleks ereksi nipple membantu dalam propulsion (dorongan) air susu keluar melalui sinus-sinus laktiferus kearah lubang puting susu.

3. Let Down
Pancaran air susu dari alveoli dan aliran air susu terjadi sebagai hasil pancaran air susu atau disebut refleks let down. Timbulnya stimulus isapan pada hipothalamus akan meningkatkan pengeluaran oksitosin dari pituitari posterior. Kontraksi dari sel-sel muscleike (seperti otot) ini menyebabkan air susu terdorong melalui sistem saluran dan masuk ke sinus-sinus laktiferus dan memungkinkan bayi untuk menyusui.

Tanda keberhasilan let down gampang dikenal dengan pemberian ASI. Refleks let down adalah karakteristik dengan adanya perasaan sensasi yang menimbulkan perasaan adanya tarikan atau memeras dari dalam. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah jika ibu melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sebaliknya faktor-faktor yang dapat menghambat refleks let down adalah stres, seperti keadaan bingung (pikiran kacau, takut, cemas). Keadaan emosi dan psikologik ibu mempengaruhi sikap ibu dalam menyusui.

Daftar Pustaka
·                     Akre, J, 1994, Pemberian Makanan Untuk Bayi Dasar-Dasar Fisiologis,. Perinasia, Jakarta.
·                     Bobak, Irene M. (2000). Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Edisi 1 Jilid 2, Bandung: IAPK Padjajaran.


Laktasi – Fisiologi Laktasi

POSTED ON MARCH 17, 2013 BY JANINGSINTA
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dai ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati, 2010; h. 6).
Fisiologi laktasi
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi. Refleks yang terjadi pada ibu adalah: 
a)    Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran darah yang menye-babkan sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon prolaktin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang, mekanisme ini disebut supply and demand.
b)    Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan payudara), tetapi sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi  sehingga mempercepat terlepasnya plasenta dari dinding rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Let down reflex dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah:
a)    Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan, membuka mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung mengangkap puting dan areola.
b)    Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
c)    Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
(Pinem, 2009; h. 16-18)

MAKANAN SEHAT IBU MENYUSUI

Ibu yang menyusui hendaknya menjaga kualitas ASInya dengan makanan yang sehat dan bergizi. Selain itu kondisi tubuh juga harus dijaga. Berikut ini beberapa makanan sehat untuk ibu menyusui antara lain:
Ikan Salmon
Sebetulnya jenis ikan-ikanan baik untuk ibu menyusui, namun yang paling baik adalah Ikan salmon. Salmon memiliki kandungan omega-3 berjenis EPA (Eicosapentaenoic acid) dan DHA (Docosahexaenoic acid). DHA sangat bagus bagi perkembangan sarat dan meningkatkan kecerdasan sang bayi, sedangkan EPA baik untuk jantung dan pembentukan sel darah.
Susu Rendah Lemak
Saat ini banyak ibu memilih susu rendah lemak non-sapi yang biasa dikenal dengan Susu Soya atau Susu Kedelai. Susu kedelai ini bermanfaat untuk mengatasi alergi pada bayi. Selain itu, susu kedelai mengandung lesithin, antioksidan, saponin dan isoflavon; kandungan zat untuk pencegahan pertumbuhan sel tidak normal.
Daging Sapi Tanpa Lemak
Mengkonsumsi daging sapi non-lemak sangat bagus karena mengandung banyak zat besi. Dimana zat besi dibutuhkan oleh ibu untuk menambah energi yang terkuras akibat pasca melahirkan dan menyusui.
Jeruk dan Sayuran
Jeruk mengandung vitamin c dimana sangat bagus untuk suplai ibu yang menyusui. Vitamin c sangat dibutuhkan oleh ibu saat menyusui dibanding saat 
hamil. Sedangkan sayuran jelas bermanfaat bagi nutrisi dan pencernaan bayi anda.
Roti Gandum
Gandum mengandung asam folat yang sangat bagus bagi perkembangan otak bayi. Asam folat jelas merupakan asupan penting bagi ASI. Anda bisa mengkonsumsi roti gandum untuk mensuplai kebutuhan asam folat. Selain gandum, sayuran yang mengandung asam folat tinggi yaitu bayam, jagung, kentang.
Telur
Telur juga penting bagi Ibu menyusui karena mengandung sumber vitamin D yang tinggi. Vitamin D berfungsi untuk menjaga tulang ibu dan perkembangan tulang bayi pada masa pertumbuhan.
Air putih
Frekeunsi air yang keluar lewat ASI dan aktifitas ibu yang lainnya jelas membutuhkan air putih agar tidak kekurangan cairan. Minumlah air putih yang berkualitas, jika mengkonsumsi air kemasan pilihlah yang terbaik.
Dengan mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu menyusui di atas diharapkan nutrisi sang ibu terpenuhi dengan baik, maka ASI yang keluar pun juga banyak. Sehingga sang bayi akan mendapat asupan ASI dengan gizi yang seimbang. Ketika seorang ibu yang sedang menyusui mengalami kondisi badan yang kurang sehat, bisa jadi ASI yang dihasilkan pun kurang banyak. Anda bisa menambahkan makanan atau minuman agar ASI anda bisa bertambah. Di apotek atau toko-toko seperti super dan mini market sudah banyak dijual susu yang memang dikhususkan untuk mencukupi asupan gizi bagi ibu yang sedang menyusui.
Menu makan yang seimbang sarat akan gizi serta dengan didukung olahraga ringan bagi ibu yang sedang menyusui bisa menjadi kombinasi yang bagus. Jangan lupa juga untuk beristirahat dengan istirahat yang cukup. Menjauhkan dari makanan yang tidak sehat serta menghindarkan diri dari minuman seperti alcohol akan menjaga kondisi tubuh bagi ibu yang sedang menyusui. Peran suami juga penting dalam memperhatikan suplai makanan yang baik untuk ibu menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar